Al-Amanah

Pondok Pesantren Al-Amanah dan Bilingual

Al-Amanah

KH. Nur Cholis Misbah beserta Asatidz

Al-Amanah

Kegiatan Santri

Assalamu'alaikum kawan, Welcome / Ahlan wa Sahlan blog ini didedikasikan untuk bagi-bagi apapun yang bermanfaat yang kamu punya. mari maju bersama

Ditinjau dari segi ilmiah, puasa dapat memberikan kesehatan jasmani maupun rohani. Dua buku yang ditulis oleh Dr. Alan Cott, Dokter All Amerika tentang manfaat puasa berjudul “Fasting as way of Life” dan “Fasting the Ultimate Diet”. Kalau pengertian puasa dalam Islam adalah menahan diri dari makan dan minum serta hawa nafsu, dari matahari terbit sampai terbenamnya, maka pengertian puasa menurut Cott agak berbeda, yakni puasa masih boleh minum air. Dengan demikian kita tentunya harus berhati-hati dengan kesimpulan Cott.
Dari kedua buku yang telah disebutkan di atas diceritakan antara lain bagaimana keterkaitan antara puasa dengan gangguan kejiwaan. Pertama, gangguan jiwa yang parah, dapat disembuhkan dengan puasa, Dr. Nicolayev, seorang guru besar pada lembaga psikiatri Moskow berusaha menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan berpuasa. Dalam usaha itu, ia menterapi pasien sakit jiwa dengan puasa tiga puluh hari persis puasa Ramadhan. Nicolayev mengadakan penelitian eksperimen dengan membagi subyek menjadi dua kelompok yang sama besar, baik usia maupun berat ringannya penyakit yang diderita. Kelompok pertama diberikan ramuan obat-obatan. Sementara kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama tiga puluh hari penuh. Dua kelompok tadi diikuti dengan perkembangan fisik dan mentalnya dengan tes-tes psikologi. Dari eksperimen itu diperoleh hasil yang sangat baik, yaitu banyak pasien-pasien yang tidak dapat disembuhkan dengan medik melainkan dengan puasa. Selain itu, kemungkinan pasien untuk tidak kambuh kembali selama 6 tahun kemudian, ternyata sangant tinggi. Lebih dari separo pasien tetap sehat.
            Ditinjau dari segi penyembuhan kecemasan dilaporkan juga oleh Alan Cott bahwa penyakit susah tidur, merasa rendah diri, juga dapat disembuhkan dengan puasa.
            Kedua, adanya percobaan psikologi yang membuktikan bahwa berpuasa mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Hal ini dapat dikaitkan dengan prestasi belajarnya. Ternyata orang yang sering berpuasa atau rajin puasa dalam tugas-tugas kolektifnya mempunyai skor lebih tinggi dibandingkan yang tidak berpuasa. Disamping dua hasil penelitian di atas, puasa juga memberi pengaruh yang besar bagi penderita gangguan kejiwaan, seperti: insomnia, yaitu gangguan mental yang berhubungan dengan tidur, namun dengan diberikannya cara pengobatan dengan berpuasa ternyata penyakitnya dapat dikurangi bahkan dapat sembuh.
            Ada penelitian menarik perhatian, bahwa puasa dapat meningkatkan rasa percaya diri sendiri yang lebih besar, konsep diri yang optimis, yang merupakan indikasi adanya mental yang sehat dan tidak rapuh dalam menjalani tantangan hidup yang semakin besar. “Puasa itu bukanlah hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum akan tetapi sesungguhnya puasa itu ialah mencegah diri dari segala perbuatan-perbuatan yang kotor dan keji.”(HR. Al-Hakim).
            Disini peran serta sebagai obat bagi penyakit gangguan jiwa baik itu psikis maupun non psikis, yang tergolong non psikis yaitu jenis gangguan jiwa dimana seseorang itu masih memiliki kesadaran atau pemahaman diri yang baik, namun tidak mampu mencegahnya.

Leave a Reply