Al-Amanah

Pondok Pesantren Al-Amanah dan Bilingual

Al-Amanah

KH. Nur Cholis Misbah beserta Asatidz

Al-Amanah

Kegiatan Santri

Assalamu'alaikum kawan, Welcome / Ahlan wa Sahlan blog ini didedikasikan untuk bagi-bagi apapun yang bermanfaat yang kamu punya. mari maju bersama

dia seorang anak pendiam
teman pun tak begitu banyak
dia hidup di dalam rumah
anak-anak bermain riang gembira
mereka tertawa lepas bersama
dia hanya bisa menjadi penonton dibalik jendela
dan begitu dia keluar
suasana begitu dingin
dia seorang anak yang lemah
tak kuat menahan beban berat
begitu lelah terasa maka
tubuhnya tak bergerak hanya berbaring
dia anak penakut
yang hidup di bawah bayang-bayang orang lain
selalu bersembunyi dan menangis
ketika dia melakukan ini
mereka membentak agar dia melakukan itu
ketika dia melakukan itu
mereka memukul agar dia melakukan ini
ketika dia berjalan mereka mengejek
ketika dia berbicara mereka mencemooh
ketika dia melerai mereka menyerang
ketika dia makan mereka meludah
mereka bilang ini hanya permainan anak-anak
mereka bilang ini simbol keakraban
MEREKA BILANG INI YANG TERBAIK UNTUK DIRINYA

remuk sudah hati dan pikirannya
dia bergerak di bawah komando mereka
serasa tak ada bedanya
antara hidup dan mati
dia...
dia...
dia ADALAH SEORANG ANAK YANG TELAH DIREMUK TULANG-TULANGNYA DAN MEREKA JEJALKAN MESIN-MESIN PENERIMA KOMANDO DI TUBUHNYA YANG LUNAK
MEREKA BEBAS MEMERINTAH TUBUHNYA MEREKA PERINTAH DIA PUKUL DIA MEMUKUL TAK PEDULI ITU KAWAN ATAU LAWAN MEREKA PERINTAH DIA BUNUH
DIA MEMBUNUH SEMUA TAK PEDULI ITU SAUDARA ATAU KELUARGA MEREKA PERINTAH DIA MENYELAM DIA MENYELAM TAK PEDULI LAUTAN MINYAK ATAU DANAU LUMPUR
MEREKA TERTAWA PUAS...
DIA TERKEKANG...
DIA TERKEKANG...

dia terkurung bersama mesin-mesin sialan itu



dia terlempar di sebuah dimensi lain
sunyi dan hampa
dia melihat langit begitu hitam pekat
depan belakang kanan kiri begitu gelap gulita
dia tenggelam...
benar-benar tenggelam di dalam kesunyian


tapi...
dibalik tubuhnya yang mati rasa
hati kecilnya masih berdegup-degup
menggumamkan sebuah mimpi tekad dan keyakinan
dia bermimpi untuk mengahpus kegagalannya
dengan memberi yang terbaik bagi semua
dia bermimpi orang lain akan mengenalnya bukan sebagai anak kecil yang pendiam lemah dan penakut
tetapi SEBAGAI DIRINYA, SEPERTI NAMANYA
dia yakin hari itu akan datang
hari dimana orangtuanya akan menangis bukan karena sedih tapi menangis bahagia
hari dimana guru-gurunya menghela napas bukan karena kecewa tapi lega dan gembira
hari dimana teman-temannya akan tertawa bukan karena menghina tapi tertawa bangga

dia, di dalam kegelapan yang pekat
membulatkan tekad untuk melangkah ke depan
dan tersenyum, walaupun memaksa,  penuh keyakinan

dan secercah cahaya menimpa dirinya
mengobarkan semangatnya
merontokkan mesin-mesin sialan itu

dengan bergetar dia melangkahkan kaki ke depan


dan dia ketika masih di dalam kesunyian menyadari
bahwa mereka adalah gumpalan kecil dari dirinya...



:::Terima kasih kepada mereka yang telah menjadi bagian dari dirinya:::

Leave a Reply